“Hujannya deras ya, bi”, sahut Nadia.
“Ia… tapi nanti pelangi akan muncul”, bibi senang.
“Hah… pelangi. Pelangi itu kayak mana sih bi”, tanya Nadia yang ternyata berumur 4 tahun.
“Pelangi itu berwarna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu”, jawab bibi mengajarkan Nadia.
“Oooo…jadi pelangi itu berubah-ubah ya bi”, Tanya Nadia.
“Hahaha… Bukan begitu. Nanti jika pelanginya sudah muncul. Bibi akan menjelaskannya lagi”, bibi tertawa.
Sejak hari itu, Nadia semakin menyukai pelangi. Nadia selalu meminta bibinya menceritakan tentang pelangi. Nadia terpesona melihat pelangi yang sangat indah. Setiap hujan, Nadia selalu menanti-nantikan pelangi. Tetapi tidak setiap hujan, Nadia menemukan pelangi. Walaupun Nadia kecewa, tetapi Nadia tetap senang bisa mengenal pelangi ciptaan Allah.
“Bibi, ceritakan tentang pelangi, dong. Nanti jika Nadia pintar, Ayah dan Ibu di surga pasti senang”, Nadia senang bercampur sedih.
“Iya, sayang. Sekarang berbaringlah di atas kasur. Cerita bibi akan menemani tidurmu”, bibi mulai bercerita.
Beberapa menit, Nadia mendengar cerita bibi. Nadia tertidur. Bibi yang menyadari kalau Nadia sudah terlelap, mengakhiri ceritanya. Bibi mengecup kening Nadia dan pergi meninggalkan kamar Nadia menuju kamar bibi sendiri. Nadia yang sudah terlelap bermimpi indah. Keesokan harinya, Nadia yang sudah terbangun melihat bibinya mengantarkan makanan.
“Assalamualaikum, Nadia. Sudah bangun, nih bibi bawakan sarapan pagi. Ada susu coklat hangat, minuman kesukaanmu”, sahut bibi ceria.
“Waalaikumsalam, terima kasih ya bi”, sahut Rini menjawab salam dan mengucap bismillah dan memulai makannya.
“Makan yang banyak ya”, sahut bibi.
“Iya… Bibi sudah makan”, Tanya Nadia.
“Belum, sebentar lagi bibi makan. Siap makan Nadia mandi ya. Bibi akan mengajak Nadia berbelanja”, sahut bibi menawarkan.
“Wah, terima kasih bibi, Nadia mau ikut”, sahut Nadia senang. :)
Setelah bersiap-siap, Nadia dan bibi pergi ke pasar. Di pasar, Nadia diajarkan cara tawar menawar. Nadia juga dibelikan satu paket pelangi. Nadia sangat senang. Sesampai di rumah, Nadia memajang sebuah pelangi di langit-langit kamarnya. Nadia berbaring di atas kasurnya dan memandang langit-langit kamarnya yang dihiasi pelangi. Ketika Nadia sedang menatap pelanginya, Bibi datang memasuki kamarnya yang telah terhias pelangi yang indah.
“Wah, kamar Nadia cantik, ya…”, sahut bibi terpesona.
“Iya, bi. Nanti kalau Nadia sudah besar, Nadia ingin menjadi ahli pelangi”, Nadia yang sudah membulatkan tekadnya bercita-cita menjadi ahli pelangi.
“Boleh, Bibi bangga dengan Nadia”, sahut bibi senang.
Bertahun-tahun, Nadia belajar dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Akhir. Kemudian, Nadia melanjutkan kuliahnya. Selesai kuliah, Nadia mulai lebih mendalami pelajaran tentang pelangi. Hingga cita-citanya terwujudkan. Ketika Nadia berumur 24 tahun, bibi yang sangat Nadia sayangi meninggal. Ketika, Nadia berumur 25 tahun, Nadia menikah dengan seorang lelaki. 2 tahun sesudah menikah, Nadia melahirkan seorang anak perempuan yang cantik dan diberi nama Putri Pelangi. Nadia dan suaminya merawat Putri dengan kasih sayang hingga Putri besar.
No comments:
Post a Comment