”Rara, besokkan papa ulang tahun. Rara kasih apa ?," tanya Lolita.
”Pastinya yang spesial, dong. Kak Lolita gak boleh tau. Besok saja, ketika papa buka kadonya," Rara merahasiakan hadiahnya.
”Yah, kok main rahasia-rahasiaan sih. Ya sudahlah gak apa-apa. Kalau bang Adri," tanya Lolita pula kepada abangnya.
”Enak, aja. Gak mau, ah. Abang kasih tau. Nanti Ayu ikut-ikutan pula lagi," Adri ternyata juga merahasiakannya.
”Yah, mana mungkinlah. Lolitakan udah ada hadiah spesial buat papa. Ngapain Lolita ikut-ikutan Bang Adri," Lolita tidak membenarkan ucapan Adri.
”Wah, sudah punya hadiah buat papa, ya. Apa itu ? Kasih tau dong," sahut Rara dan Adri serentak.
”Enak, aja. Tadi Bang Adri dan Rara enggak mau kasih taukan. Kalau begitu, Lolita juga gak mau kasih tahu. Secret, tau," Lolita pun juga merahasiakan hadiahnya.
”Ya udah, kalau gak mau kasih tau. Nanti juga tau sendiri, kok," sahut Rara mengabaikan.
”Betul. Nanti juga tau sendiri. Gak perlu penasaran sampai setinggi langit," sahut Adri ikut-ikutan.
”Ya udah. Udah, ya. Lolita enggak mau bedebat lagi. Mau shalat Isha, ni. Habis shalat, tidur, deh. Mata Lolita udah seperti di sangkut besi seberat 5 ton. Udah hampir enggak sanggup buka mata lagi," Lolita ngantuk.
”Hoam... Rara juga ngantuk, nih. Bye, Bang Adri. Selamat malam," Rara juga ngantuk.
Setelah shalat Isha, Lolita dan Rara tidur di atas kasur yang empuk di kamar tidur. Adri yang belum ngantuk, membaca komik sebelum tidur. Papa dan mama mengecup kening Lolita dan Rara dan tidak lupa mengucapkan selamat tidur. Mereka sekeluarga pun terlelap di malam yang cuacanya mendung. Mereka tidur diiringi rintik-rintik hujan yang lama-kelamaan turun deras. Di hari pagi yang sangat cerah setelah hujan, tepatnya pukul 05.00. Lolita, Rara dan Adri pun bangun tanpa sepengetahuan papa dan mama. Pagi ini, mereka sengaja mengadakan suprise sekalian mengucapkan selamat ulang tahun kepada Papa. Lolita yang diajari mama memasak, kini sudah mulai pandai memasak telur mata sapi spesial. Rara membantu Adri membersihkan meja makan dan menaruh piring kaca di atasnya. Lolita yang sudah selesai memasak telur mata sapi spesial dan menanak nasi, menyiapkan hidangannya di atas meja makan. Kini semuanya telah selesai. Azan Shubuh berkumandang. Lolita dan Rara hendak membangunkan papa dan mama. Ketika pintu di buka, ternyata papa dan mama, sudah bangun duluan dan hendak bersiap-siap mengambil air wudhu. Mereka berlima pun shalat Shubuh berjamaah. Selesai shalat, Lolita dan Rara menutup mata papa dan mama dengan sehelai kain. Dan mengantarkan mereka ke dapur.
”Hmm... wangi sekali," sahut papa sebelum membuka kain yang menutupi matanya.
”Hmm... Wangi apa ya," sahut mama yang juga belum membuka kain yang menutupi matanya. Lolita dan Rara pun membuka kain yang menutupi mata mama dan papa.
”Suprise”, kata Lolita, Rara dan Adri serentak.
”Masya Allah, ini Lolita yang masak," tanya mama kaget melihat hidangan di atas meja.
”Alhamdulillah, telur mata sapi kesukaan papa. Terima kasih ya Rara, Lolita, Adri," sahut Papa dan mama memeluk mereka bertiga.
Lolita, Rara, dan Adri pun memberi kado ulang tahun yang sudah disiapkan tadi malam kepada papa. Papa mencium kening Lolita, Rara, dan Adri. Begitu pula mama, tidak lupa pula mama mencium pipi mereka bertiga. Mereka sekeluarga pun mencicipi makanan buatan Lolita, tentunya setelah selesai berdoa. Tepatnya pukul 06.00, mereka sekeluarga pun bersiap-siap. Setelah mandi, Lolita, Rara, dan Adri pun berpakaian seragam sekolah. Papa yang sudah wangi memakai pakaian kantoran. Mama memakai pakaian paramedis. Lolita, Rara, dan Adri pun menyalami papa dan mama sebelum berangkat ke sekolah. Setelah semuanya siap, papa pun mengantarkan, Lolita, Rara, dan Adri dengan mobil Kijang Innova. Sesudah sampai di sekolah, Lolita, Rara, dan Adri pun pergi melangkahkan kaki keluar mobil dengan melontarkan senyum hangat yang ceria kepada papa yang umurnya bertambah.
No comments:
Post a Comment